Selasa, 21 Agustus 2012

ekonomi indonesia


MAKALAH
EKONOMI INDONESIA
KETIMPANGAN EKONOMI DAN KECEMBURUAN SOSIAL











DISUSUN OLEH :
1.     HERNOVIA LISA          A1A110076
2.     VIKTOR PRADITIATAMA     A1A110002
3.     NOVI KARLINA            A1A110080
4.     MARETA PRATAMA          A1A110012
5.     TRI WAHYUNI             A1A110072 


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2011/2012



KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Ekonomi Indonesia ini sesuai dengan waktu yang telah di tentukan, makalah ini berjudul “ Ketimpangan Ekonomi Dan Kecemburuan Sosial “

Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Indonesia , yang digunakn sebagai bahan persentase terima kasih kami ucapkan kepada pihak pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini sehingga makalah ini dapat kami selesaikan dengan lancar.

Akhirnya, penyusunan menyadari makalah yang kami, sajikan ini jauh dari sempurna , oleh karena itu penyusunan mengharapkan sekecil apapun sumbangan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun yang mungkin dapat diberikan , semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya .






    Jambi,  oktober 2011


    Penyusun



i
DAFTAR ISI
Kata pengantar ……………………………………………………………………………..    i
Daftar isi           ……………………………………………………………………………..    ii
   
BAB l pendahuluan    
1.1 latar belakang     ……………………………………………………………………….    1
1.2 rumusan masalah………………………………………………………………………     2
1.3 tujuan penulisan ……………………………………………………………………….    2
   
Bab ii pembahasan    
2.1 bagaimana ketimpangan ekonomi dan kecemburuan sosial ……………………   
2.2 bagaimana gambaran kondisi perekonomian makro …………………………….   
2.3 bagaimana gambaran makro ketimpangan ekonomi di Indonesia ………………   
2.4 bagaimana gambaran mikro ketimpangan ekonomi di Indonesia ……………….   
      2.4.1 gaji / upah ………………………………………………………………………..   
      2.4.2 kesempatan berusaha ………………………………………………………….   
   
Bab iii kesimpulan    
3.1 kesimpulan ……………………………………………………………………………   
3.2 saran ………………………………………………………………………………….   
   
Daftar pustaka …………………………………………………………………………….   










ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
 Dewasa ini, kita berada dimasa pembangunan yang menunjukkan kemajuan kemajuan tertentu yang menyolok, tetapi sebaliknya kemiskinan tetap merupakan permasalahan besar dan mendesak . ini menunjukkan bahwa tingginya penghasilan perkapita bukanlah jaminan tidak adanya kemiskina absolut, karna pembagian penghasilan yang meluas sampai ke persentase populasi yang paling rendah bisa sangat berbeda dari satu  daerah lainya , antara satu sektor ke sektor lainnya  dan antara satu kelompok ke kelompok lain, oleh karena itu pengertian tentang keadaan besarnya pemerataan penghasilan adalah sentral bagi semua analisa problema kemiskinan.
Sejarah berbagi bangsa ,memperlihatkan bahwa revolusi sosial hampir selalu berawal dari adanya kecemburuan sosial antara golongan ,sebagai dampak dari kondisi ekonomi dalam masyarakat yang berupa kemiskinan dan kesenjangan baik antara sektor, golongan , maupun antara daerah .
Pengamatan yang lebih mendalam memperhatikan bahwa dinegara Negara berkembang kemiskinan mempunyai konteks struktural dan bahwa struktur struktur sosial mempengaruhi kemiskinan, sebenarnya kesadaran akan adanya ketimpangan ketimpangan pangan yang bersifat struktural di Negara kita bukan hal yang baru, di sadari bahwa dalam stuktur sistem kolonial, masalah kemiskian tidak dapat diatasi , kemudian dari suatu ekonomi kolonial yang dualistis dan timpang sebagai ekonomi ekspor bahan baku semata mata , menjadi suatu ekonomi modern yang mampu tumbuh atas kekuatan sendiri, memerlukan perubahan perubahan struktural   





1


1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka sebagai permasalahan dalam penyusunan makalah dapat dirumuskan sebagai berikut :
     1. Bagaimana ketimpangan ekonomi dan kecemburuan sosial ?
     2. Bagaimana gambaran kondisi perekonomian makro ?
     3. Bagaimana gambaran makro ketimpangan ekonomi di Indonesia ?
    4.  Bagaimana gambaran mikro ketimpangan ekonomi di Indonesia ?
 
1.3 Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan yang ingin dicapai pada penyusunan makalah ini adalah :
1.  Untuk mengetahui bagaimana ketimpangan ekonomi dan kecemburuan sosial
2.  Untuk mengetahui bagaimana gambaran kondisi perekonomian makro
 3. Untuk mengetahui bagaimana gambaran makro ketimpangan ekonomi di                                                                                                                                                       Indonesia
4. Untuk mengetahui bagaimana  gambaran mikro ketimpangan ekonomi di Indonesia







2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Ketimpangan Ekonomi Dan Kecemburuan Sosial
 Sejarah berbagi bangsa , termasuk Indonesia memperlihatkan bahwa revolusi sosial hampir selalu berawal dari adanya kecemburuan sosial antara golongan , sebagai dampak dari kondisi dari ekonomi dalam masyarakat yang berupa kemiskinan dan kesenjagan baik antara sektor , antara golongan , maupun antara daerah. Masyarakat yang hidup dalam kemiskinan , apalagi ditambah dengan adanya fenomena kesenjangan yang lebar , akan demikian mudah menerima faham faham yang mengatasnamakan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.
Ketimpangan merupakan persoalan klasik dalam desain pembangunan . hal itu tidak hanya dialami Indonesia , melainkan juga Negara Negara berkembang lain. Ketimpangan pendapatan ekonomi akan memunculkan sejumlah persoalan seperti kecemburuan sosial, arus  urbanisasi , kejahatan perkotaan , degradasi kualitas hidup desa kota , hingga soal soal politik. Oleh karena itu, desain pembangunan ekonomi menjadi penting untuk diprioritaskan.kita perlu  satu desain besar pembagunan ekonomi yang tidak hanya mengejar pertumbuhan , melainkan juga melihat ukuran pemerataan dan distribusinya.
Karena itu,kerangka pembangunan nasional bangsa Indonesia menekankan pada asas trilogi pembagunan yang meliputi pertumbuhan , pemerataan, dan stabilitas . ketiga aspek trilogi pembangunan tersebut  merupakan kondisi yang dinamis dan saling bergantian prioritas penekananya dalam setiap tahap rencana pembangunan lima tahunan (Repelita ). Manakala pertumbuhan ekonomi dirasakan sudah cukup tinggi namun terdapat indikasi melebarnya kesenjangan ekonomi antargolongan dan daerah, maka pemerintah memberikan prioritas penekanan pada aspek pemerataan dengan tidak meninggalkan kedua aspek lainya. Demikian saat stabilitas ekonomi diperlukan, mak penekana pada aspek ini menjadi lebih nyata.

2.2 gambaran kondisi perekonomian makro
Sama sekali tidak ada keraguan bahwa sejak repelita I dicanangkan, perekonomian Indonesia telah tumbuh secara pesat.pertumbuhan ekonomi dalam beberapa tahun terakhir senantiasa diatas 6 persen, yang jika dibandingkan dengan pertumbuhan pendudukan yang senantiasa menurun, maka terdapat pertumbuhan ekonomi secara real sekitar 5 persen per tahun. Selain itu pemerintah juga berhasil menekan laju inflasi rata rata dibawah 10 persen per tahun . di balik berbagai , indicator keberhasilan perkembangan makro ekonomi tersebut, terdapat kekhawatiran dari beberapa kalangan yang berkaitan dengan masalah hutang luar negeri yang selama ini dipakai sebagai penunjang pertumbuhan ekonomi nasiaonal
2.3 gambaran makro ketimpangan ekonomi di Indonesia
Ketimpangan ekonomi mengandung makna pada persoalan kemiskinan dan pemerataan. Kedua masalah ini masih merupakan topik yang hangat untuk dibicarakan mengingat masih besarnya pengangguran terselubung yang disebabkan masih adanya yang dilakukan dibawah produktivitas kerja serta rendahnya kualitas tenaga kerja Indonesia .Biro pusat statistic menggunakan ukuran kemiskinan berdasarkan pada kebutuhan akan kalori per hari sebesar 2100 kalori / hari/ orang, serta pengeluaran non makanan lainya.
Berdasarkan batas kemiskinan tersebut , pada tahun 1993 dari lebih kurang 180 juta penduduk Indonesia , masih ditemukan 25,9 juta atau 13,6 persen penduduk berada dibawah garis kemiskinan atau berada dalam kemiskinan absolut.
Namun demikian, dianalisis lebih mendalam, kondisi pada masing masing daerah terlihat bahwa walaupun secara absolut jumlah penduduk miskin di daerah pedesaan lebih banyak daripada di daerah perkotaan.namun bila dibandingkan dengan jumlah penduduk yang ada pada masing masing daerah, maka terlihat bahwa persentase penduduk miskin didaerah pedesaan dan daerah perkotaan relative  sama .tingginya jumlah kemiskinan di daerah pedesaan ini berkaitan erat dengan pola mata pencaharian yang memiliki oleh penduduk daerah pedesaan yaitu pertanian.
Analisis mengenai hal ini akan ditelaah lebih lanjut pada bagian lain yang berkaitan dengan pola kemiskinan berdasarkan lapangan pekerjaan / usaha . anlisis berdasarkan pembagian wilayah kawasan barat Indonesia dan kawasan timur Indonesia memperlihatkan bahwa penduduk miskin lebih banyak berdiam di kawasan barat dibandingkan kawasan timur.kondisi ketimpangan ekonomi Indonesia pada tahun 1990 masih berada dalam kondisi “low inequality” dan kondisi ini sudah jauh menurun dibandingkan dengan kondisi pada tahun 1976 yang masih berada pada kondisi “ high inquality “.
Kalau melihat pada batasan dan kondisi distribusi pendapatan di Indonesia, maka tampak bahwa kondisi kesenjangan dinegara kita pada saat ini berada pada kondisi “ kesenjangan ringan “. Kondisi ini jauh membaik dibandingkan dengan tahun 1976. Disamping itu juga terlihat bahwa masih ada kesenjangan antarsektor, diman persentase penduduk miskin di sektor pertanian jauh dari sektor lainnya .

2.3 gambaran mikro ketimpangan ekonomi di Indonesia
Bagaimana ukuran makro seperti gini koefisien, distribusi pendapatan, dan lain sebagainya, biasanya hanya di pahami oleh para ekonomidan perencana pembangunan . sedangkan masyarakat awam biasanya tidak mengerti dan tidak mau mengerti mengenai ukuran ukuran tersebut .masyarakat awam biasanya lebih menyukai ukuran ukuran yang lebih sederhana namun jelas terlihat. Ukuran ukuran yang biasa mereka gunakan dalam menilai ketimpangan ekonomi antara laindalam menilai ketimpangan ekonomi antara lain adalah gaji/upah dan kesempatan berusaha .
2.3.1 gaji / upah
Sebagai salah satu alat pemerataan pendapatan , pemerintah berusaha denggan sungguh sungguh memperhatikankebijaksanaan pengupahan di Indonesia . melalui perangkat kebijaksanaan upah mini mum  regional (umr), pemerintah senantiasa berupaya agar timgkat  kesejahteraan para pekerja dapat ditingkatkan .
             Walaupun tingkat umr di indonesia pada umumnya masih dibawah khm. Namun pada kenyataannya masih banyak perusahaan yang membayar karyawannya di bawah umr yang ditetapkan oleh pemerintah . maraknya demonstrasi dan pemogokan pekerjaan , terutama di wilayah jabotabek , erat kaitannya dengan   ketidak mampuan pengusaha untuk memenuhi standar UMR yang telah ditetapkan .apalagi kalau diingat bahwa umr yang ditetapkan belum juga mencapai khm, apalagi melebihinya.
Peningkatan upah perkerja di satu sisi dapat meningkatkan kesejahteraan pekerja yang bersangkutan. Namun di satu sisi lain dapat juga memacu tingkat inflasi yang lebih tinggi yang pada akhirnya akan menggangu pertumbuhan dan stabilitas ekonomi .

2.3.2 kesempatan berusaha
Gejala ini yang juga mencerminkan kondisi ketimpangan ekonomi adalah makin terkonsentrasinya kepemilikan modal dan kekuatan pasar dalam sektor bisnis modern pada pengesuha besar atau konglomerat . hal ini mempunyai implikasi pada efisiensi dan pertumbuhan sektor swasta .
Kecemburuan terhadap dominasi kelompok  pengusaha besar dalam perekonomian Indonesia , berkaitan dengan dikuasainya berbagai sektor ekonomi dari hulu sampai hilir oleh kelompok tertentu , shingga menyulitkan pengusaha lain untuk memasuki bisnis tersebut. Belum lagi tambah dengan mudahnya penyaluran kredit terhadap pengusaha besar dan kesulitan bagi pengusaha kecil untuk memperoleh kredit perbankan guna mengembangkan usahanya , apalagi dalam kenyataannya, hubungan antara pengusaha besar dengan pengusaha menengah maupun pengusaha kecil di Indonesia belum mencapai titik yang serasi
Dari berbagi gambaran jelas kita terlihat bahwa kita masih menghadapi masalah ketimpangan ekonomi, walaupun berdasarkan indikator ekonomi makro ,tingkat ketimpangan tersebut sedikit demi sedikit dapat diperbaiki . ketimpangan tersebut menyangkut ketimpangan antargolongan (kuat – menengah – kecil atau golongan pengusaha – pekerja ), antar daerah – wilayah ( daerah perkotaan – daerah pedesaan atau KBI –KTI ) dan antar sektor ekonomi ( sektor pertanian , non pertanian ).
Berkaitan dengan upaya mengurangi atau menghilangkan kemiskinan absolut , pemerintah bertekad untuk menuntaskan masalah tersebut samapai dengan akhir PJPT II mendatang . berbagi kebijaksanaan dengan program seperti IDT , takesra ,dan lain sebagainya, dikembangkan pemerintah untuk mengangkat derajad kesejahteraan penduduk golongan marjinal ini.
Akan tetapi kebijaksanaan dan program pengentasan kemiskinan dan penurunan derajad ketimpangan ekonomi hendaknya tidak hanya berhenti pada upaya penyediaan modal bagi kaum yang lemah, namun lebih dari itu, yang terpenting adalah bagaimana menyehatkan perekonomian secara menyeluruh, khususnya menyangkut kesempatan berusaha yang lebih adil dan merata .

Bab iii
Kesimpilan
3.1 kesimpulan
3.2 saran







Daftar pustaka
Tjiptoherijanto, prijono,1997. Prospek perekonomian Indonesia dalam rangka globalisasi . Jakarta,1997.
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/297224/38/