Jumat, 05 Oktober 2012

tes objektif


RANGKUMAN

TES OBJEKTIF

1 Tes Objektif
Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif. Hal ini memang dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan-kelamahan dari tes bentuk esai.
Dalam penggunaan tes objektif ini jumlah soal yang diajukan jauh lebih banyak daripada tes esai. Kadang-kadang untuk tes ini yang berlangsung selama 60 menit dapat diberikan 30-40 buah soal.

2 Kriteria Tes Objektif

            Beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam menyusun Tes Objektif,antara lain sebagai berikut:
1. Tiap bentuk dari tes objektif harus didahului dengan penjelasan atau suruhan, bagaimana cara mengerjakannya.
2. Penjelasan atau suruhan itu harus diusahakan jangan terlalu panjang, tetapi jelas bagi yang menjawabnya (disesuaikan dengan tingkat sekolah dan kecakapan bahasa anak).
3. Hindarkan pertanyaan yang ambigu (memiliki banyak pengertian atau tafsiran)
4. setiap soal hendaknya tetap,gramatikanya baik agar tidak membingungkan.
5. Jangan menyusun item secara langsung menjiplak dari buku karena hal demikian hanya memaksa sang anak untuk menghafal,tanpa merangsangnya untuk berpikir.
6. Harus diteliti jangan sampai item yang satu mempermudah atau mempersukar yang lain.(terutama dalam Multiple Choice)
7. urutan-urutan jawaban yang benar dan yang salah janganlah menurut suatu pola tertentu yang tetap.
8. Janganlah item yang satu bergantung pada item yang lain atau item yang terdahulu. Setiap individu yang dites hendaklah diberi kesempatan yang sama untuk setiap item. Jangan sampai ia dapat mengerjakan satu item sedangkan yang lainnya terabaikan .

3. Kebaikan dan Kelemahan Tes Objektif

a. Kebaikan-kebaikannya:
• Mengandung lebih banyak segi-segi positif, misalnya lebih representif mewakili isi dan luas bahan, lebih objektif, dapat dihindari campur tangannya unsur-unsur subjektif baik subjektif baik dari segi siswa maupun segi guru yang memeriksa.
• Lebih mudah dan cepat cara memeriksanya karena dapat menggunakan kunci tes bahkan alat-alat hasil kemajuan tenologi.
• Pemeriksanya dapat diserahkan orang lain.
• Dalam pemeriksaan, tidak ada unsur subjektif yang mempengaruhi.

b. Kelemahan-kelamahannya:

• Persiapan untuk menyusunya jauh lebih daripada tes esai karena soalnya banyak dan harus teliti untuk menghindari kelemahan-kelemahan yang lain.
• Soal-soalnya cenderung unyuk mengungkapkan ingatan dan daya pengenalan kembali saja, dan sukar untuk mengukur proses mental yang tinggi.
• Banyak kesempatan untuk main untung-untungan.
• “ Kerja sama “, antar siswa pada waktu mengerjakan soal tes lebih terbuka.

c. Cara mengatasi kelemahan:
• Kesulitan menyusun tes objektif dapat diatasi dengan jalan banyak berlatih terus-menrus hingga betul-betul mahir.
• Menggunakan table spesifikasi untuk mengatasi kelemahan nomor satu dan dua.
• Menggunakan norma (standar) penilaian yang memperhitungkan factor tebakan (guessing) yang bersifat spekulatif tersebut.

4. Macam - Macam Tes Objektif

A. Tes Benar Salah
a. Pengertian
Soal tes ini berbentuk kalimat berita atau pertanyaan yang mengandung dua kemungkinan, yaitu benar atau salah. Siswa diminta untuk menentukan pendapatnya mengenai pertanyaan pertanyaan yang menjadi isi dari setiap soal.

Bentuk tes ini bermacam-macam variasinya jika dillihat dari segi pola pengerjaannya yaitu :
• Tes benar salah bentuk pernyataan.
• Tes benar salah yang menuntut alasan.
• Tes benar salah dengan membetulkan.
• Tes benar salah berganda.


b. Kebaikan-kebaikan tes benar salah
• Muda dan cepat dalam menilai.
• Waktu mengerjakan nya cepat.
• Penilaiannya objektif.
• Menyusun soal nya lebih mudah disanding dengan tes pilihan berganda.
• Mencakup bahan yang luas dan tidak banyak memakan tempat karena biasanya pertanyaan pertanyaan nya singkat saja.

c. Kelemahan-kelemahannya.

• Lama menyusun soalnya dibanding dengan tes essay.
• Kemungkinan mengira ngira jawaban nya besar.
• Menyusun pernyataan (soal) supaya pernyataan itu benar atau hanya salah adalah sulit.
• Kurang dapat membedakan murid yang pandai dari murid yang kurang pandai.
• Reliabilitas nya rendah

d. Petujuk penyusunan:
• Tulislah huruf B-S pada permulaan masing-masing item dengan maksud untuk mempermudah mengerjakan dan menilai (scoring)
• Usahakan agar jumlah butir soal yang harusdijawab B sama dengan butir soal yang harus dijawab S. dalam hal ini hendaknya pola jawaban tidak bersifat teratur misalnya: B-S-B-S-B-S atau SS-BB-SS-BB-SS.
• Hindarkan item yang masih bias diperdebatkan.
• Hindarilah pertanyaan pertanyaan yang persis dengan buku.
• Hindarilah kata-kata yang menunjukkan kecenderungan member saran seperti yang dikehendaki oleh item yang bersangkutan misalnya: semuanya, tidak selalu, tidak pernah, dan sebagainya.

e. Cara mengolah skor:
Rumus untuk mencari skor akhir bentuk benar salah ada 2 macam, yaitu:

• Dengan denda
S = R – W
Dengan pengertian:
S = skor yang diperoleh
R = right ( jawaban yang benar )
W = wrong ( jawaban yang salah )
Contoh :
Jumlah soal tes = 20 buah
A menjawab beul 16 buah dan salah 4 buah. Maka skor untu A adalah:
16 – 4 = 12
Dengan menggunakan rumus seperti ini maka ada kemungkinan seorang siswa memperoleh skor negative
• Tanpa denda
Rumus: S = R
Yang dihitung hanya yang betul
(untuk soal yang tidak dikerjakan dinilai 0)
Contoh Bentuk Benar–Salah (true false) :
Petunjuk : Berilah tanda silang (X) pada huruf B jika jawabannya benar dan huruf S bila jawabannya salah.
a) B – S : Waqaf berarti menghentikan bacaan karena ada tanda waqaf.
b) B – S : Yaumul hasyri artinya hari kebangkitan.
Bentuk benar-salah yang lain adalah jawabannya telah disediakan, tetapi jawaban yang disediakan itu bukan B – S, melainkan Ya – Tidak. Contoh :
a) Ya-Tidak : Kematian manusia termasuk kiamat kubra.
b) Ya-Tidak : Rahasia hari kiamat dijelaskan dalam al-Qur’an surat al-Ikhlas.
Bentuk soal benar-salah dapat juga digunakan untuk mengukur kemampuan tentang sebab-akibat. Contoh :
a) B – S : Sholat rawatib dilaksanakan dua rakaat SEBAB sholat rawatib merupakan sholat sunat.
b) B – S : Pada malam Idul Fitri umat Islam mengumandangkan kalimat takbir, tahlil dan tahmid SEBAB malam Idul Fitri adalah malam menjelang 1 Syawal.


B. Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice Test)
Multiple choice test terdiri dari suatu keterangan atau pemberitahuan tentang suatu pegertian yang belum lengkap. Dan untuk melengkapinya hatus memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Atau multiple choice test terdiri atas bagian keterangan (stem) dan bagian kemungkinan jawaban (option) terdiri atas satu jawaban yang harus benar yaitu kunci jawaban dan beberapa pengecoh (distractor).
Secara umum test pilihan ganda dibedakan menjadi lima seprti dibawah ini:

1. Tes pilihan ganda dengan menemukan satu-satunya jawaban yang benar. Pada jenis ini alternative kunci memang merupakan satu-satunya jawaban yang benar, baik berdasarkan logika, perhitungan matematika maupun historis atau factual.
2. Tes pilihan ganda dengan memilih jawaban terbaik.
Pada jenis ini lebih dari satu options mempunyai kebenaran yang bertingkat-tingkat dan testee diharapkan menemukan options yang paling benar, paling lengkap atau paling kena untuk menjawab persoalan yang dikemukakan.
3. Tes pilihan ganda dengan memilih dari satu jawaban benar.
Pada jenis ini setiap soal mempunyai satu atau lebih jawaban benar dan terserah kepada testee untuk menentukan beberapa dan mana options yang merupakan key untuk setiap soal.
4. Tes pilihan ganda dengan soal kalimat negative.
Pada jenis ini stem merupakan kalimat negative dan siswa diharapkan menemukan options yang tidak termasuk dalam rumusan berdasarkan sesuatu dasar pikiran.
5. Tes pilihan ganda yang menggunakan gambar.
 Cara memilih jawaban yang dapat dilakukan dengan jalan:Ø
1. Mencoret kemungkinan jawaban yang benar
2. Member garis bawah pada jawaban yang benar
3. Melingkari ataun member tanda kurung pada huruf didepan jawaban yang dianggap benar.
Yang kita temui adalah melingkari jawaban yang dianggap benar.
4. Membubuhkan tanda (x) atau tanda (+) didalam kotak atau tanda kurung didepan jawaban yang telah disediakan.
5. Menuliskan jawaban pada tempat yang telah disediakan.

 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tes pilihan ganda
1. Instruksi pengerjaannya harus jelas, bila dipandang perlu baik disertai contoh mengerjakannya.
2. Dalam multiple choice test hanya ada “satu” jawaban yang benar. Jadi tidak mengenal tingkatan-tingkatan benar, misalnya benar nomor satu, benar nomor dua, dan sebagainya.
3. Kalimat pokonya hendaknya mencakup dan sesuai dengan rangkaian manapun yang dapat dipilih.
4. Kalimat pada setiap butir soal hendaknya sesingkat mungkin.
5. Usahakan menghindarkan penggunaan bentuk negative dalam kalimat pokoknya.
6. Kalimat pokok dalam setiap butir soal hendaknya tidak tergantung pada butir-butir soal lain.
7. Gunakan kata-kata : “manakah jawaban paling bail”, “pilihlah satu diantara yang pasti lebih biak dari yang lain”, bilamana terdapat lebih dari satu jawaban yang benar.
8. Jangan membuang bagian pertama dari suatu kalimat.

 Kebaikan tes pilihan ganda

1. Lebih fleksibel dan efektif
2. Mencakup hamper seluruh bahan pelajaran
3. Tepat untuk mengukur penguraian informas, perbendaharaan kata-kata, pengertian-pengertian, aplikasi prinsip, rumus, serta kemampuan untuk menginterpretasikan data.
4. Dapat juga untuk mengukur kemampuan siswa dalam hal membuat tafsiran, melakukan pemilihan, mendiskriminasikan, menenrukan, pendapat atas dasar alasan tertentu, dan menarik kesimpulan.
5. Koreksi dan penilaiannya mudah.
6. Obyektif.
7. Dapat dipakai berulang-ulang.




Kelemahan tes pilihan ganda

1. Sulit serta membutuhkan waktu yang lama dalam menyusun soalnya.
2. Tidak dapat dipakai untuk mengukur kecakapan siswa dalam mengorganisasikan bahan.
 Petunjuk umum penyusunan tes pilihan ganda
1. Stem hendaknya secara spesifik mengembangkan persoalan yang dimaksud untuk dikemukakan kepada siswa sehingga begitu membaca, siswa memperoleh gambaran kemana arah persoalan.
2. Kunci jawaban harus tidak bias diperdebatkan lagi.
3. Tidak boleh diberikan “clues” secara tidak langsung seperti panjang pendeknya alternative-alternatif, penggunaan kata-kata khusus.
4. Soal-soal manapun alternative tidak boleh diambil secara kata demi kata dari buku sehingga ada kemungkinan siswa menjawab benar bukan karena ia menguasai bahannya akan tetapi karena bunyi kalimatnya yang sangat familier.
5. Untuk masing-masing soal hendaknya disediakan antara 4 sampai 5 options, kurang dari itu menyebabkan soal menjadi terlalu mudah.
6. Setiap soal harus berdiri sendiri dalam arti bahwa jawaban terhadap soal yang satu tidak boleh member bantuan dalam menjawab soal yang lain.
7. Harus dihindarkan soal-soal yang menuntut terlalu banyak detail, lebih-lebih apabila detail-detail tersebut merupakan fakta-fakta yang tidak terlalu penting.
8. Menghindarkan susunan kata-kata yang berbelit-belit atau penggunaan kata-kata asing yang baru sehingga tes tidak berubah menjadi perlombaan menasirkan kata-kata sulit.
9. Gunakan penilaian:
Contoh:
Pada soal di bawah ini terdapat kalimat yang terdiri atas pernyataan (statement) dan alasan (reason).
Pilihan:
1. Jika pernyataan benar, alasan benar, dan alasan merupakan sebab dari
pernyataan.
2. Jika pernyataan benar, alasan benar, tetapi alasan bukan merupakan sebab dari pernyataan.
3. Jika pernyataan benar, tetapi alasan salah
4. Jika pernyataan salah, tetapi alasan benar.
5. Jika pernyataan salah, dan alasan salah.
Soal: Gubernur Jawa Barat tinggal di Bandung SEBAB Bandung merupakan
ibu kota provinsi Jawa Barat.
Penjelasan:
a. “Gubernur Jawa Barat tinggal di Bandung” merupakan pernyataan yang benar.
b. “Bandung merupakan ibu kota Provinsi Jawa Barat” merupakan alasan yang benar dan merupakan sebab dari pernyataan.
Jawaban : Jadi, jawaban yang betul adalah A.
c) Variasi negatif, yaitu setiap pertanyaan atau pernyataan mempunyai beberapa kemungkinan jawaban dan disediakan satu kemungkinan jawaban yang salah. Tugas siswa adalah memilih jawaban yang salah tersebut. Contoh :
Teladan yang bisa diambil dari kisah Nabi Musa a.s adalah, kecuali :
a. Menolong tanpa pamrih
b. Konsekwen terhadap janji
c. Berani menegakkan kebenaran
d. Sikap ragu-ragu.
d) Variasi berganda, yaitu memilih dari beberapa kemungkinan jawaban yang semuanya betul, tetapi ada satu jawaban yang paling betul. Tugas siswa adalah memilih jawaban yang paling betul itu. Contoh :
Para siswa hendaknya menghormati ...
a. sesama teman
b. guru-gurunya
c. orang tuanya
d. teman,guru, dan orang tuanya
e) Variasi yang tidak lengkap, yaitu pertanyaan atau pernyataan yang memiliki
beberapa kemungkinan jawaban yang belum lengkap. Tugas siswa adalah
mencari satu kemungkinan jawaban yang tepat dan melengkapinya. Contoh :
Surat Al-Fatiha disebut juga sab’ul matsani. Artinya ...
a. 5 ayat yang dibaca . . . . .
b. 6 ayat yang dibaca . . . . .
c. 7 ayat yang dibaca . . . . .
d. 8 ayat yang dibaca .

C. Test Menjodohkan
1. Pengertian
Tes bentuk ini sebenarnya merupakan bentuk khusus dari tes pilihan berganda/ berjumlah. Isi yang membedakan keduanya adalah bahwa dalam bentuk menjodohkan tidak hanya ada satu masalah jawaban. Secara nyata dalam tes bentuk ini disediakan dua kelompok bahan, dan siswa harus mencari bahan, dan siswa harus mencari pasangan/ jodoh-jodoh yang sesuai antara bahan yang terdapat pada kelompok pertama dan pada kelompok kedua.
Dengan demikian tes menjodohkan terdiri atas satu seri pertanyaan/ persoalan dan satu seri jawaban. Masing-masing pertanyaan/ persoalan mempunyai jawaban yang tercantum dalam seri jawaban. Dalam tes ini siswa diminta untuk mencari dan menempatkan jawaban untuk setiap pertanyaan/ persoalan sehingga cocok/ sesuai dengan pertanyaan (sebagai suatu pasangan).
            Pertanyaan tidak harus berupa kalimat lengkap tetapi bisa hanya berupa statement/ pernyataan singkat dan bahkan bisa hanya berupa satu kata/ konsep daja, demikian juga jawabannya.

2. Kebaikan tes menjodohkan
a.       Baik untuk mengukur proses mental yang rendah (knowledge).
b.      Kemungkinan untuk mengukur proses mental yang tinggi tetap ada tetapi sulit sekali.
c. Obyektif
d. Mudah disusun.
e. Contoh untuk menyusun informasi-informasi yang berbentuk fakta dari suatu pengertian, hubungan antar pengertian atau konsep-konsep.

3. Kelemahan tes menjodohkan

            Kelemahan dari soal tes bentuk ini adalah sukar unutk mengukur proses mental yang tinggi, dan siswa cenderung untuk membuat tafsiran-tafsiran.

4. Petunjuk penyusunan
a.       Seri pertanyaan-peertanyaan dalam matching test (menjodohkan) hendaknya tidak lebih dari sepuluh item. Sebab pertanyaan-pertanyaan yang banyak itu akan membingungkan murid. Juga kemungkinan akan mengurangi homogenitas antara item-item itu. Jika itemnya cukup banyak, lebih baik dijadikan duia seri.
b.      Jumlah jawaban yang harus dipilih, harus lebih banyak daripada jumlah soalnya (lebih kurang 1 ½ kali), yang semuanya mempunyai kemungkinan benarnya, sehingga murid terpaksa lebih mempergunakan pikirannya.
c.       Antara item-item yang tergabung dalam satu seri matching test harus merupakan pengertian-pengertian yang benar-benar homogen.

Cara menghitung skor: dihitung S = B
Artinya skor terakhir dihitung jawaban yang benar saja.

Contoh Bentuk Menjodohkan (matching)
Petunjuk : Di bawah ini terdapat dua daftar, yaitu daftar A dan daftar B. Tiap-tiap kata yang terdapat pada daftar A mempunyai pasangannya masing-masing pada daftar B. Anda harus mencari pasangan-pasangan itu. Tulislah nomor kata yang anda pilih itu di depan pasangannya masing-masing.
1. Iman kepada malaikat adalah rukun iman ke… a. empat
2. Iman kepada rasul adalah rukun iman ke… b. lima
3. Iman kepada hari akhir adalah rukun iman ke… c. dua
Contoh 2 :
Petunjuk : Berikut ini terdapat dua buah daftar nama. Sebelah kiri adalah pengertian, sedangkan sebelah kanan adalah istilah. Pilihlah pengertian tersebut
sesuai dengan nama konsepnya dengan menuliskan angka 1, 2, 3,
dan seterusnya pada tempat yang telah disediakan.
Pengertian: Istilah :
............: Ilmu membaca Al-Quran 1. Hadits
............: Tempat keluarnya huruf 2. Qana’ah
............: Perkataan Rasulullah 3. Tajwid
............: Perbuatan Rasulullah 4. Tasamuh
............: Sikap rela menerima 5. Makhraj

D. Test Isian

1. Pengertian
Tes isian adalah tes tertulis yang menuntut siswa untuk mengisikan perkataan, ungkapan atau kalimat pendek sebagai jawaban kalimat yang tidak lengkap, atau jawaban atas suatu pertanyaan atau jawaban atas asosiasi yang harus dilakukan.
Sesuai dengan bentukanya, terdapat tiga jenis tes isian, yaitu:
a.       Bentuk pertanyaan dengan satu jawaban.
b.      Bentuk kalimat tidak lengkap, siswa tinggal mengisi satu jawaban yang dibutuhkan.
c.       Bentuk asosiasi, yaitu persoalan diajukan dalam bentuk pertanyaan dan kemudian diikuti (digabungkan) dengan kalimat-kalimat tidak lengkap dan siswa diminta untuk mengisi/ melengkapi kalimat tersebut.

2. Kebaikan tes isian
a.       Mudah dalam penyusunannya, terutama untuk mengukur ingatan/ pengetahuan.
b.       Sedikit kesempatan untuk menduga-duga jawaban.
c.       Cocok untuk siswa kelas/ tingkat rendah.

3. Kelemahan tes isian
a.       Sukar untuk mengukur proses mental yang tinggi.
b.       Sulit menyusun soal yang hanya satu jawaban, lebih-lebih untuk proses mental yang tinggi.
c.       Sulit penilaiannya jika terdapat bermacam-macam jawaban yang benar.

4. Petunjuk penyusunan

            Saran-saran dalam menyusun tes bentuk isian adalah sebagai berikut:
a. Perlu selalu diingat bahwa kita dapat merencanakan lebih dari satu jawaban yang kelihatan logis.
b. Jangan mengutip kalimat/ pertnyaan yang tertera pada buku/ catatan.
c. Diusahakan semua tempat kosong hendaknya sama panjang.
d. Diusahakan hendaknya setiap pertanyaan jangan sampai mempunyai lebih dari satu tempat kosong.
e. Jangan mulai dengan tempat kosong.

5. Bilamanakah digunakan tes objektif ?
a.       Kelompok yang akan dites banyak dan tesnya akan digunakan lagi berkali-kali.
b. Skor yang diperoleh diperkirakan akan dapat dipercaya (mempunyai reabilitas yang tinggi).
c. Guru lebih mampu menyusun tes bentuk objektif daripada tes bentuk esai (uraian).
d. Hanya mempunyai waktu sedikit untuk koreksoi dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk menyusun tes.
b.      Pada umumnya, guru seyogyanya menggunakan dua macam bentuk tes ini dalam perbandingan 3 : 1, yaitu 3 bagian untuk tes objektif, dan 1 bagian untuk tes uraian.
Contoh Bentuk Isian ada 2 yaitu Jawaban Singkat (short answer) dan
Melengkapi (completion) :
c.       Kedua bentuk tes ini masing-masing menghendaki jawaban dengan kalimat dan atau angka-angka yang hanya dapat dinilai benar atau salah. Soal bentuk
jawaban singkat biasanya dikemukakan dalam bentuk pertanyaan. Contoh :

a) Siapakah malaikat yang menanyai di alam kubur ?
b) Apa nama agamamu ?
c) Siapa nama Tuhan-mu ?
d) Apa nama kitab sucimu ?
e) Apa nama kiblatmu ?
Sedangkan soal bentuk melengkapi (completion) dikemukakan dalam kalimat yang tidak lengkap. Contoh :
a) Alam barzakh disebut juga alam .................
b) Nabi Musa a.s lahir pada zaman raja .......... di negeri .............
c) Hadis adalah ..... Rasulullah, sedangkan sunnah adalah ..... Rasulullah.
d) Neraka jahannam diperuntukkan bagi orang-orang .............
e) Hukum akikah adalah sunah ..................


Tidak ada komentar:

Posting Komentar